ini adalah tugas resume saya Mata Kuliah Profesi Keguruan , semoga bermanfaat..
IDENTITAS BUKU
Judul
buku : Menjadi Guru Professional
Pengarang : Drs.Moch. Uzer Usman
Penerbit : PT.REMAJA ROSDAKARYA – Bandung
Cetakan
ke- : Cetakan pertama s.d 25, tahun
2000 s.d 2011
Cetakan ke-27, februari 2013
Tahun
terbit : 1995
BAB
I
PENDAHULUAN
Profesi guru
pada saat ini masih banyak dibicarakan orang, atau masih saja dipertanyakan
orang, baik dikalangan pakar pendidikan maupun diluar pakar pendidikan.
Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa
factor berikut:
1. Adanya
pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia
berpengetahuan.
2. Kekurangan
guru di daerah terpencil, member peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk
menjadi guru.
3. Banyak
guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan
profesinya itu. Perasaaan rendah diri karena menjadi gurum penyalahgunaan
profesi untuk kepuasaan dan kepentingan pribadinya, sehingga wibawa guru
semakin merosot (Dr. Nana Sudjana, 1988).
BAB
II
Tugas,
Peran, dan Kompetensi Guru
1.
Proses
belajar Mengajar
Proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada
berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses belajar
mengajar dapat terjadi dalam berbagi model. Bruce Joyce dan Marshal Weil
mengemukakan 22 model mengajar yang dikelompokkan kedalam 4 hal, yaitu (1)
proses informasi, (2) perkembangan pribadi, (3) interaksi sosial, dan (4)
modifikasi tingkah laku (Joyce & Weil, Models
of Teaching, 1980)
2.
Tugas
Guru
Guru merupakan
profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Tugas guru
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru dalam
bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinyasebagai orang tua
kedua.
3.
Peran
Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Peran dan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana
yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of Students Teaching, antara lain guru sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, participant,
ekspeditor, pelencana, supervisor, motivator, dan konselor. Yang akan
dikemukakan disini adalah peranan yang dianggap paling dominan diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Guru
sebagai demonstrator.
b. Guru
sebagai pengelolah kelas
c. Guru
sebagai mediator dan fasilitator
d. Guru
sebagai evaluator
4.
Peran
Guru dalam Pengadministrasian.
a. Pengambilan
inisiatif, pengarahan, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidkan.
b. Wakil
masyarakat, yang berarti dalam ,lingkunagn sekolah guru menjadi anggota suatu
masyarakat.
c. Orang
yang ahli dalam mata pelajaran.
5.
Peran
Guru Secara Pribadi
a. Petugas
sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat.
b. Pelajar
dan ilmuan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan.
c. Orang
tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya.
6.
Peran
Guru Secara Psikologis
a. Ahli
psikologi pendidikan,
b. Seniman
dalam hubungan antar manusia (artist in
human relation ).
c. Catalytic
Agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan.
d. Petugas
kesehatan mental (Mental Hygient Worker)
7.
Kompetensi
professionalisme Guru
a. Pengertian
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS.
Purwadarminta ) kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competensi) yakni kemampuan atau kecakapan.
Kata “professional” berasal dari kata sifat
yang berarti pencarian dan sebagai kata benda yang bararti orang yang
memerlukan keahlian seperti gurum dokter, hakim, dsb. Persyaratan Profesi:
1
Menuntut adanya keterampilan yang
berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
2
Menekankan pada suatu keahlian dalam
bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3
Menuntut adanya tingkat pendidikan
keguruan yang memadai.
(Drs. Moh. Ali, 1985 ).
BAB
III
Kondisi
Belajar Mengajar yang Efektif
Guru memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran
yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya
dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Dalam
menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada 5 jenis
variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, sebagai berikut:
1.
Melibatkan
Siswa secara Aktif
Aktivitas
belajar murid yang dimaksud disini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas
mental. Aktivitas belajar murid dapat digolongkan dalam beberapa hal:
·
Aktivitas Visual seperti membaca,
menulis, melakuan eksperimen, dan demonstarasi
·
Aktivitas Lisan seperti bercerita,
membaca sajak, Tanya jawab, diskusi, menyanyi.
salah
satu upaya dalam menciptakan belajar mengajar yang efektif dan efisien, yakni
dengan system belajar siswa aktif ( CBSA )
a.
Pengertian CBSA
Secara
harfiah CBSA dapat diartikan sebagai system belajar mengajar yang menekannkan
keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional untuk
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan kognitif, afektif dan
psikomotor.
b.
Tolak Ukur CBSA
Untuk
dapat mengukur kadar keaktivan siswa dalam belajar, berikut ini dikemukakan beberapa
pendapat dari pakar CBSA:
1
McKeachie (Students. Cetered versus Instructor-Centered Instruction, 1954 ) mengemukakan
tujuh dimensi dalam proses belajar mengajar dimana terdapat variasi kadar
ke-CBSA-an sebagai berikut.
v Partisipasi
siswa dalam menentukan tujuan dalam kegiatan belajar mengajar.
v Penekanan
pada aspek afektif dalam pengajaran.
v Partisipasi
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, utama yang berbentuk
interaksi antar siswa.
2
. K.Yamamoto ( Many Faces of Teaching, 1969)
melihat kadar keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau
kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak (siswa dan
guru) dalam proses pembelajaran.
3
H.O. Lingren (Educational Psycology In The Class Room,1976) melukiskan kadar
keaktifan siswa itu dalam interaksi di antara siswa dan guru dan siswa dengan
siswa lainnya. Ausabel (1978) mengemukakan penjernihan pengertian didalam
mengkaji ke-CBSA-an dan kebermaknaan kegiatan belajar-mengajar dengan
menggunakan 2 dimensi, yaitu:
-
Kebermaknaan materi serta proses
belajar-mengajar;
-
Modus kegiatan belajar mengajar.
Cara
lain untuk memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam
belajar, adalah sebagai berikut:
Cara memperbaiki keterlibatan kelas
§ Abdikan
waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar.
§ Tingkatkan
partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan menuntut
responyang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik mengajar, penguatan serta
motivasi.
Cara meningkatkan keterlibatan
siswa
-
Kenalilah dan bantulah anak-anak yang
kurang terlibat. Selidi apa yang menyebabkannya dan usaha apa yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut
-
Siapkanlah siswa secara tepat.
Persyaratan awal apa yang dilakukan anak untuk mempelajari tugas belajar yang
baru
-
Sesuaikan pengajaran dengan
kebutuhan-kebutuhan individual siswa.
2.
Menarik
Minat Dan Perhatian Siswa
Kondisi belajar
mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar.
Minat merupakan sesuatu hal yang relative menetap pada diri seseorang.
Pada hakikatnya
setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan
minat anak terhadap belajar.
3.
Menarik
dan Mengarahkan Perhatian Siswa
Apabila kita
perhatikan, dalam kegiatan belajar mengajar akan didapatkan 2 macam tipe
perhatian:
v Pergantian terpusat
(terkonsentrasi).
v Perhatian Terbagi ( tidak
terkonsentrasi)
4.
Membangkitkan
Motivasi Siswa
Motivasi adalah
suatu proses untuk menggiatkan motiv-motiv menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan/mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu.
Tugas guru
adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar. Hal ini
akan diuraikan sebagai berikut:
a) Motivasi
Instrinsik
b) Motivasi
Ekstrinsik
5.
Prinsip
Individualitas
Setiap guru
memahami bahwa tidak semua murid dapat mempelajari apa-apa yang ingin dicapai
oleh guru. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari dan memakluminya apabila
ada siswa cepat menerima dan memahami pelajaran yang diberikannya, atau bahkan
sebaliknya yang akhirnya memerlukan bimbingan khusus.
6.
Peragaan
dalam Pengajaran
Alat peragaan
pengajaran, teaching aids, atau audiovisual aids (AVA) adalah alat yang
digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.
BAB
IV
Klasifikasi
Tujuan dan Penilaian Proses
1
Perumusan
Tujuan Pembelajaran dan Kaitannya dengan Taksonomi Hasil Belajar.
Hasil belajar
dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional
yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai
perancang ( designer) belajar
mengajar.
Tujuan
instruksional pada umumnya dikelompokkan kedalam 3 kategori, yakni domain
kognitif, afektif, dan psikomotor.
1)
Domain
kognitif
Tujuan Pembelajaran Umum
(TPU)
|
Tujuan Pembelajaran Khusus
( TPK )
|
a.
Ingatan ( kata kerja
yang dapat digunakan)
Mengetahui hal-hal tertentu
Mengetahui
pokok-pokok pikiran
Mengetahui
fakta-fakta yang spesifik.
|
Menggambarkan,mendefenisikan,
memberi ciri, menyusun daftar, megingat kembali, menyebutkan, memproduksi
|
b.
Pemahaman
Memahami
hal-hal pokok pikiran
Menginterpretasikan
data-data dalam tabel
|
Mengubah,menjelaskan,mengikhtisarkan,menyusun
kembali,menafsirkan,membedakan, memperkirakan,memperluas, menyimpulkan,
menganulir
|
c.
Penerapan
Menarapkan
konsep dan pokok-pokok pikiran pada situasi baru. Mendemonstrasikan
penggunaan metode atau prosedur yang benar.
|
Memperhitungkan,
mendemonstrasikan, mengubah struktur, mengembangkan, menerapkan, menggunakan,
menemukan, menyiapkan, memproduksi, menghubungkan, meramalkan, menangani
|
d.
Analisis
Membedakan
fakta dan kesimpulan, mengevaluasi relevasi data.
Mengenal,
menyadari adanya asumsi yang tidak diungkapkan.
|
Membedakan
dan mendeskriminasikan, mendiagramkan, memilih, memisahkan, membagi-bagikan,
mengilustrasikan, mengklasifikasikan.
|
e.
Sintesis
Menulis suatu
tema yang terorganisasi dengan baik.
Menulis
cerita/puisi
Berpidato
dengan baik
Megajukan
rencana eksperimen
Menyusun
skema baru
mengintegrasikan
|
Mengkatagorikan,
mengkombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan,
mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan,
merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.
|
f.
Evaluasi
Mempertimbangkan
konsistensi logis dari sebuah bahan tertulis.
Mempertimbangkan
ketetapan kesimpulan yang didukung oleh data.
Mempertimbangkan
nilai suatu pekerjaan
Mempertimbangkan
nilai pekerjaan, dengan standar kebaikan.
|
Menyimpulkan,
mengkritik, mendukung, menerangkan, mengikhtisarkan, membandingkan,
mempertentangkan, membenarkan, mendeskriminasikan, menghubungkan,
meringkaskan
|
2)
Domain
Afektif
a.
Penerimaan
Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Memperlihatkan kesadaran akan kepentingan belajar.
|
Bertanya,
menggambarkan, mengikuti, memberi, menyelenggarakan, mengidentifikasikan,
menempatkan, menanamkan, memilih, menggunakan.
|
b.
Memberi
respon
Menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan.
Ikut serta dalam diskusi kelas.
|
Menjawab, menaati, menyetujui,
membantu, menceritakan, melaksanakan, mempersembahkan, menuliskan,
menunjukkan.
|
c.
Penilaian
Menunjukkan kepercayaan dalam proses demokrasi.
Mempertunjukkan keterkaitan dengan kesejahteraan yang lain.
|
Menggambarkan, menerangkan,
mengikuti, mengajak, bergabung, memohon, melapor, bekerja.
|
d.
Pengorganisasian
Menerima pertanggungjawaban atas tingkah lakunya.
Merumuskan rencana hidup sesuai dengan kemampuan mental dan
kepercayaan.
|
Mematuhi, mengatur, menggabungkan,
mempertahankan, menggeneralisasikan, mengembangkan.
|
e.
Karakterisasi
Menemukan kepercayaan diri dalam bekerja sendiri.
Menjaga kebiasaan sehat.
|
Mengorganisasi, menyintesiskan,
mempergunakan, mendengarkan, melaksanakan, mempraktekan, memohon, menanyakan,
merevisi, memecahkan masalah, menelaah kembali kebenaran sesuatu.
|
3)
Domain
Psikomotor
a.
Peniruan
Menampilkan langkah tari dengan tepat, meniru gambar jadi.
|
Merakit, membersihkan, mengubah, membetulkan,
mengencangkan, mengikuti memegang, memanipulasi, menempatkan, memukul.
|
b.
Manipulasi
Memperbaiki motor listrik,
Menjadikan mesin gergaji listrik.
|
Merakit,
membangun, melapisi, mengebor, menguatkan, menggurinda, memalu, memperbaiki,
mengampelas, menggergaji.
|
c.
Ketetapan
Mengendarai mobil dengan
terampil, menjalankan mesin gergaji listrik
|
Sama
dengan manipulasi, tetapi dengan control lebih dan kesalaham lebih sedikit.
|
d.
Artikulasi
Menulis dengan rapid an jelas,
Mengetik cepat dan tepat.
|
Memeriksa
skala, mengalami, mengidentifikasi, menempatkan, memanipulasi, menjahit,
menajamkan, membungkus, menulis.
|
e.
Pengalamiahan
Memainkan biola dengan mahir, menampilkan gaya yang benar dalam
berenang
|
Merakit,
mendemostrasikan, menampilkan, menjalankan, membangun, mengarang.
|
2. Penilaian Keterampilan Proses
Pendekatan ketampilan proses
merupakan pendekatan belajar-mengajar yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan mental, fisik, dan sosial, yang mendasar sebagai penggerak kemampuan
yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
BAB
V
Penyusunan
Program Pengajaran
Sesuai dengan
kurikulum Pendidikan Dasar 9 Tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program
pengajaran, perlu diperhatikan komponen-komponen berikut ini:
1)
Pengusaan materi pelajaran
2)
Analisis materi pelajarn
3)
Program tahunan dan program caturwulan
4)
Program satuan pelajaran/persiapan
mengajar
5)
Rencana pengajaran
1)
Analisis
Materi Pembelajaran
a. Pengertian
Analisis
Materi Pelajaran (AMP) adalah hasil dari kegiatan yang berlangsung sejak
seseorang guru mulai meneliti isi GBPP kemudian mengkaji materi dan menjabarkan
serta mempertimbangkan penyajiannya.
b. Fungsi
Analisis
materi pelajaran berfungsi sebagai acuan untuk menyusun program pengajaran
yaitu program tahunan, program caturwulan, program satuan pelajaran/persiapan
mengajar, dan rencana pelajaran.
c. Format
AMP
Format
ini hanyalah merupakan contoh alternalif, yang bisa dikembangkan sendiri oleh
guru sesuai dengan ciri-ciri komponen bahan kajian dalam GBPP atau
karakteristik mata pelajaran.
2)
Program
Tahunan atau Program CaturWulan
a. Pengertian
Program
tahunan dan program caturwulan merupakan bagian dari program pengajaran.
Program tahunan memuat alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan dalam satu
tahun pelajaran.
b. Fungsi.
Program
tahunan berfungsi sebagai acuan untuk membuat program catur wulan.
3)
Persiapan
Mengajar.
a. Pengertian
Persiapan
mengajar merupan salah satu bagian dari program pengajaran yang memuat satuan
bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan.
b. Fungsi
Persiapan
mengajar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pelajar, sehingga
dapat berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar agar lebih terarah dan berjalan efesien dan efektif.
c. Persiapan
Mengajar yang Baik, Harus Memenuhi Kriteria
1. Materi
dan tujuan mengacu pada GBPP.
2. Proses
belajar mengajar menunjang pembelajaran aktif dan mengacu pada analisis materi
pelajaran (AMP).
3. Terdapat
keselarasan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
4. Dapat
dilaksanakan.
5. Mudah
dimengerti / dipahami.
4)
Rencana
Pengajar
a. Pengertian
Rencana
pengajaran merupakan persiapan guru mengajar untuk taip pertemuan.
b. Fungsi
Rencana
pengajaran berfungsi sebagai acuan untuk malaksanakan proses belajar mengajar
di kelas agar lebiah efesien dan efektif.
c. Komponen
Utama Rencana Pengajaran
1. Tujuan
pembelajaran khusus.
2. Materi
pelajaran.
3. Kegiatan
pembelajaran.
4. Alat
penilaian proses.
5)
Analisis
Hasil Ulangan Harian
a. Pengertian
Ulangan
harian adalah tes yang dilakuakn pada akhir satuan bahasan/pokok bahasan/satuan
pelajaran.
b. Fungsi
Untik
mendapaykan umpan balik tentang tingkay daya serap siswa terhadap materi
pelajaran untuk satu satuan bahasan baik secara perseoranagn maupun
klasikal/kelompok.
c. Tujuan
1. Menentukan
telah tercapai/tidaknya ketuntasan belajar baik perseoranagan maupun klasikal.
2. Menentukan
program perbaikan dan pengayaan.
3. Menentukan
nilai kemajuan belajar siswa.
BAB VI
Beberapa
Keterampilan Dasar Mengajar
Adapun
keteramilan mengajar yang akan dibahas ialah:
1. Keterampilan
bertanya.
2. Keterampilan
memberi penguatan.
3. Keterampilan
mengadakan variasi.
4. Keterampilan
menjelaskan.
5. Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran.
6. Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil.
7. Keterampilan
mengelola kelas.
8. Keterampilan
mengajar perseorangan.
Semua
keterampilan mengajar tersebut di atas diuraikan sebagai berikut.
1.
Keterampilan
bertanya
a. Dasar-Dasar
Pertanyaan yang Baik
1.
Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2.
Berikan informasi yang cukup untuk
menjawab pertanyaan.
3.
Difokuskan pada suatu masalah atau tugas
tertentu.
4.
Berikan waktu yang cukup kepada anak
untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
b. Hal-Hal
yang Perlu Diperhatikan
1.
Kehangatan
dan Keantusiasan
2.
Kebiasaan
yang perlu dihindari
c.
Komponen-komponen Kerampilan bertanya
Dasar
1.
Penggunaan
pertanyaan secara jelas dan singkat
2.
Pemberian
acuan
3.
Pemindahan
Giliran
d.
Komponen-komponen Keterampilan Bertanya
Lanjutan.
1.
Pengubahan
tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
2.
Pengaturan
urutan pertanyaan
3.
Penggunaan
pertanyaan pelacak
e.
Latihan Penerapan Keterampilan Dasar
Bertanya Dasar.
1.
Dalam
pengajaran mikro.
2.
Dalam
praktik pengalaman lapangan
3. Penerapan keterampilan bertanya
lanjut dalam praktik pengalaman lapangan.
2.
Kerampilan
Memberi Penguatan
Penguatan
adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
a.
Tujuan penguatan
Penguatan
mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap prose belajar siswa dan
bertujuan sebagai berikut:
·
Meningkatkan perhatian siswa terhadap
pelajaran
·
Merangsang dan meningkatkan motivasi
belajar.
·
Meningkatkan kegiatan belajar dan
membina tingkah laku siswa yang produktif.
b.
Jenis-jenis Penguatan
1)
Penguatan Verbal
2)
Penguatan Nonverbal
c.
Prinsip Penggunaan Penguatan.
1.
Kehangatan
dan Keantusiasan.
2.
Kebermaknaan
3.
Menghindari
penggunaan respons yang negative
d.
Cara mengguanakan Penguatan.
1.
Penguatan
kepada pribadi tertentu.
2.
Penguatan
kepada kelompok.
3.
Pemberian
penguatan dengan segera.
4.
Variasi
dalam penggunaan.
3.
Keterampilan
Mengadakan Variasi
a. Pengertian
Variasi
stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar-mengajar yang ditujukan untk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam
situasi belajar-mengajar, murid senatiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,
serta penuh parisipasi.
b. Tujuan
dan Manfaat
·
Untuk menimbulkan dan meningkatkan
perhatian siswa kepada aspek belajar-mengajar yang relevan.
·
Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya
bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
c. Prinsip
Penggunaan
v Variasi
hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
v Variasi
harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengangu
pelajaran.
v Direncanakan
secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
satuan pelajaran.
d. Komponen-Komponen
Keterampilan Mengadakan Variasi
1. Variasi dalam cara mengajar guru.
a) Penggunaan
variasi suara.
b) Pemusatan
perhatian siswa.
c) Kesenyapan
atau kebisuan guru.
2. Variasi dalam penggunaan media dan
alat pengajaran.
Adapun
variasi penggunaan alat antara lain:
a) Variasi
alat atau bahan yang dapat dilihat.
b) Variasi
alat atau bahan yang dapat didemgar.
c) Variasi
alat atau bahan yang dapat diraba.
d) Variasi
alat dan bahan yang dapat didengar.
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan
siswa.
Pola
interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka
ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang di dominasi oelh guru sampai kegiatan
yang dilakukan anak.
4.
Keterampilan
Menjelaskan
Yang
dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan
adanya hubungan ysng satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab akibat,
pengertian dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
a. Tujuan
Memberikan Penjelasan.
1
Membimbing murid untuk mendapat dan
memahami hokum, dalil, fakta, defenisi, dan prinsip, secara objektif dan
bernalar.
2
Melibatkan murid untuk berfikir dengan
memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3
Untuk mendapat balikan dari murid
mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4
Membimbing murid untuk menghayati dan
mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti pemecahan masalah.
b. Alasan
Perlunya Ketampilan Menjelaskan Dikuasai Oleh Guru.
1
Menjelaskan keefektifan pembicaraan agar
benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada siswa
karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa.
2
Penjelasan yang diberikan oleh guru
kadang-kadang tidak jelas bagi muridnya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri.
3
Tidak semua murid dapat menggali sendiri
pengetahuan dari buku atau sumber lainnya.
5.
Keterampilan
Membuka dan Menutup pelajaran
Kegiatan
membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran,
tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan
selama jam pelajaran itu.
a)
Tujuan Pokok Siasat Membuka Pelajaran.
b)
Siasat Menutup Mata Pelajaran.
Bentuk
usaha guru dalam mengakhiri kegiatan adalah sebagai berikut:
1
Merangkum atau membuat garis-gari besar
persoalan yang baru dibahas atau dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran
yang jelas tentang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja
diperbincangkan atau dipelajari.
2
Mengonsolidasikan perhatian siswa
terhadap hal-hal pokok dalam pelajaran yang bersangkutan agar informasi yang
telah diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran
selanjutnya.
3
Menorganisasikan semua kegiatan atau
pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan kebulatan yang berarti
dalam memahami materi yang baru dipelajari.
4
Memberikan tindak lanjut berupa
saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan
serta agar dipelajari kembali dirumah.
c) Komponen
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.
1
Membuka
pelajaran
Komponen keterampilan
membuka pelajaran meliputi:
·
Menarik perhatian siswa
·
Menimbulkan motivasi dengan cara
·
Memberi acuan melalui berbagai usaha
·
Membuat kaitan atau hubungan di antara
materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah
dikuasai siswa.
2
Menutup
pelajaran
Cara yang dapat
dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah:
a.
Meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
b.
Mengevaluasi.
6.
Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi
kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses belajar-mengajar.
Komponen Keterampilan Membimbing diskusi
1.
Memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
2.
Memperluas
masalah atau urutan pendapat.
3.
Menganisis
pandangan siswa.
4.
Meningkatkan
urunan siswa
5.
Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi.
6.
Menutup
diskusi
7.
Hal-hal
yang harus diperhatikan.
7. Keterampilan mengelola Kelas
Pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajaryang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk meciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
a. Prinsip
penggunaan
.
b. Komponen
Keterampilan.
1. Keterampilan yang berhubungan
dengan pengembalian yang optimal
Keterampilan
ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan
kondisi belajar yang optimal.
c. Hal-hal
yang harus dihindari
1. Campur
tangan yang berlebihan
2. Kelenyapan
3. Ketidaktepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and start)
4. Penyimpangn
5. Bertele-tele
8. Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan.
Secara
fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru
terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang
untuk perseorangan. Ini tidak berarti bahwa guru hanya mengahadapi satu
kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar.
Hakikat
pengajaran:
·
Terjadinya hubungan interpersonal antara
guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.
·
Siswa belajar sesuai dengan kecepatan
dan kemampuan masing-masing.
·
Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai
dengan kebutuhannya, dan
·
Siswa dilibatkan dalam perencanaan
kegiatan belajar mengajar.
Peran guru dalam
pengajaran ini ialah:
·
Organisator kegiatan belajar-mengajar.
·
Sumber informasi (narasumber) bagi
siswa.
·
Motivator bagi siswa untuk belajar.
·
Penyedia materi dan kesempatan belajar
bagi siswa
·
Pembimbing kegiatan belajar siswa
·
Peserta kegiatan belajar.