Selasa, 28 Januari 2014

RESUME BUKU "MENJADI GURU PROFESIONAL"



ini adalah tugas resume saya Mata Kuliah Profesi Keguruan , semoga bermanfaat..

IDENTITAS BUKU
Judul buku      : Menjadi Guru Professional
Pengarang       : Drs.Moch. Uzer Usman
Penerbit           : PT.REMAJA ROSDAKARYA – Bandung
Cetakan ke-     : Cetakan pertama s.d 25, tahun 2000 s.d 2011
                          Cetakan ke-27, februari 2013
Tahun terbit     : 1995

BAB I
PENDAHULUAN
Profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan orang, atau masih saja dipertanyakan orang, baik dikalangan pakar pendidikan maupun diluar pakar pendidikan. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa factor berikut:
1.      Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan.
2.      Kekurangan guru di daerah terpencil, member peluang untuk mengangkat  seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru.
3.      Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaaan rendah diri karena menjadi gurum penyalahgunaan profesi untuk kepuasaan dan kepentingan pribadinya, sehingga wibawa guru semakin merosot (Dr. Nana Sudjana, 1988).




BAB II
Tugas, Peran, dan Kompetensi Guru
1.      Proses belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagi model. Bruce Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang dikelompokkan kedalam 4 hal, yaitu (1) proses informasi, (2) perkembangan pribadi, (3) interaksi sosial, dan (4) modifikasi tingkah laku (Joyce & Weil, Models of Teaching, 1980)
2.      Tugas Guru
Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinyasebagai orang tua kedua.
3.         Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Peran dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of Students Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, participant, ekspeditor, pelencana, supervisor, motivator, dan konselor. Yang akan dikemukakan disini adalah peranan yang dianggap paling dominan diklasifikasikan sebagai berikut:
a.       Guru sebagai demonstrator.
b.      Guru sebagai pengelolah kelas
c.       Guru sebagai mediator dan fasilitator
d.      Guru sebagai evaluator
4.         Peran Guru dalam Pengadministrasian.
a.       Pengambilan inisiatif, pengarahan, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidkan.
b.      Wakil masyarakat, yang berarti dalam ,lingkunagn sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat.
c.       Orang yang ahli dalam mata pelajaran.

5.      Peran Guru Secara Pribadi
a.       Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat.
b.      Pelajar dan ilmuan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan.
c.       Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya.
6.      Peran Guru Secara Psikologis
a.       Ahli psikologi pendidikan,
b.      Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relation ).
c.       Catalytic Agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan.
d.      Petugas kesehatan mental (Mental Hygient Worker)
7.      Kompetensi professionalisme Guru
a.       Pengertian
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta ) kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competensi) yakni kemampuan atau kecakapan.
Kata “professional” berasal dari kata sifat yang berarti pencarian dan sebagai kata benda yang bararti orang yang memerlukan keahlian seperti gurum dokter, hakim, dsb. Persyaratan Profesi:
1        Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
2        Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3        Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
 (Drs. Moh. Ali, 1985 ).



BAB III
Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada 5 jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, sebagai berikut:
1.      Melibatkan Siswa secara Aktif
Aktivitas belajar murid yang dimaksud disini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar murid dapat digolongkan dalam beberapa hal:
·               Aktivitas Visual seperti membaca, menulis, melakuan eksperimen, dan demonstarasi
·               Aktivitas Lisan seperti bercerita, membaca sajak, Tanya jawab, diskusi, menyanyi.
salah satu upaya dalam menciptakan belajar mengajar yang efektif dan efisien, yakni dengan system belajar siswa aktif ( CBSA )
a.             Pengertian CBSA
Secara harfiah CBSA dapat diartikan sebagai system belajar mengajar yang menekannkan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan kognitif, afektif dan psikomotor.
b.            Tolak Ukur CBSA
Untuk dapat mengukur kadar keaktivan siswa dalam belajar, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat dari pakar CBSA:
1        McKeachie (Students. Cetered versus Instructor-Centered Instruction, 1954 ) mengemukakan tujuh dimensi dalam proses belajar mengajar dimana terdapat variasi kadar ke-CBSA-an sebagai berikut.
v   Partisipasi siswa dalam menentukan tujuan dalam kegiatan belajar mengajar.
v   Penekanan pada aspek afektif dalam pengajaran.
v   Partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, utama yang berbentuk interaksi antar siswa.
2     . K.Yamamoto ( Many Faces of Teaching, 1969) melihat kadar keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak (siswa dan guru) dalam proses pembelajaran.
3     H.O. Lingren (Educational Psycology In The Class Room,1976) melukiskan kadar keaktifan siswa itu dalam interaksi di antara siswa dan guru dan siswa dengan siswa lainnya. Ausabel (1978) mengemukakan penjernihan pengertian didalam mengkaji ke-CBSA-an dan kebermaknaan kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan 2 dimensi, yaitu:
-        Kebermaknaan materi serta proses belajar-mengajar;
-        Modus kegiatan belajar mengajar.
Cara lain untuk memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar, adalah sebagai berikut:
Cara memperbaiki keterlibatan kelas
§   Abdikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar.
§   Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan menuntut responyang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik mengajar, penguatan serta motivasi.
Cara meningkatkan keterlibatan siswa
-        Kenalilah dan bantulah anak-anak yang kurang terlibat. Selidi apa yang menyebabkannya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut
-        Siapkanlah siswa secara tepat. Persyaratan awal apa yang dilakukan anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru
-        Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa.
2.            Menarik Minat Dan Perhatian Siswa
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan sesuatu hal yang relative menetap pada diri seseorang.
Pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar.
3.            Menarik dan Mengarahkan Perhatian Siswa
Apabila kita perhatikan, dalam kegiatan belajar mengajar akan didapatkan 2 macam tipe perhatian:
v  Pergantian terpusat (terkonsentrasi).
v  Perhatian Terbagi ( tidak terkonsentrasi)
4.      Membangkitkan Motivasi Siswa
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motiv-motiv menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan/mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut:
a)      Motivasi Instrinsik
b)      Motivasi Ekstrinsik
5.      Prinsip Individualitas
Setiap guru memahami bahwa tidak semua murid dapat mempelajari apa-apa yang ingin dicapai oleh guru. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari dan memakluminya apabila ada siswa cepat menerima dan memahami pelajaran yang diberikannya, atau bahkan sebaliknya yang akhirnya memerlukan bimbingan khusus.
6.      Peragaan dalam Pengajaran
Alat peragaan pengajaran, teaching aids, atau audiovisual aids (AVA) adalah alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.

 BAB IV
Klasifikasi Tujuan dan Penilaian Proses
1        Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Kaitannya dengan Taksonomi Hasil Belajar.
Hasil belajar dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang ( designer) belajar mengajar.
Tujuan instruksional pada umumnya dikelompokkan kedalam 3 kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
1)            Domain kognitif
Tujuan Pembelajaran Umum
(TPU)
Tujuan Pembelajaran Khusus
( TPK )
a.         Ingatan ( kata kerja yang dapat digunakan)
Mengetahui hal-hal tertentu
Mengetahui pokok-pokok pikiran
Mengetahui fakta-fakta yang spesifik.


Menggambarkan,mendefenisikan, memberi ciri, menyusun daftar, megingat kembali, menyebutkan, memproduksi
b.         Pemahaman
Memahami hal-hal pokok pikiran
Menginterpretasikan data-data dalam tabel

Mengubah,menjelaskan,mengikhtisarkan,menyusun kembali,menafsirkan,membedakan, memperkirakan,memperluas, menyimpulkan, menganulir
c.          Penerapan
Menarapkan konsep dan pokok-pokok pikiran pada situasi baru. Mendemonstrasikan penggunaan metode atau prosedur yang benar.

Memperhitungkan, mendemonstrasikan, mengubah struktur, mengembangkan, menerapkan, menggunakan, menemukan, menyiapkan, memproduksi, menghubungkan, meramalkan, menangani
d.         Analisis
Membedakan fakta dan kesimpulan, mengevaluasi relevasi data.
Mengenal, menyadari adanya asumsi yang tidak diungkapkan.


Membedakan dan mendeskriminasikan, mendiagramkan, memilih, memisahkan, membagi-bagikan, mengilustrasikan, mengklasifikasikan.
e.          Sintesis
Menulis suatu tema yang terorganisasi dengan baik.
Menulis cerita/puisi
Berpidato dengan baik
Megajukan rencana eksperimen
Menyusun skema baru
mengintegrasikan

Mengkatagorikan, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.
f.          Evaluasi
Mempertimbangkan konsistensi logis dari sebuah bahan tertulis.
Mempertimbangkan ketetapan kesimpulan yang didukung oleh data.
Mempertimbangkan nilai suatu pekerjaan
Mempertimbangkan nilai pekerjaan, dengan standar kebaikan.


Menyimpulkan, mengkritik, mendukung, menerangkan, mengikhtisarkan, membandingkan, mempertentangkan, membenarkan, mendeskriminasikan, menghubungkan, meringkaskan

2)            Domain Afektif
a.      Penerimaan
Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Memperlihatkan kesadaran akan kepentingan belajar.

Bertanya, menggambarkan, mengikuti, memberi, menyelenggarakan, mengidentifikasikan, menempatkan, menanamkan, memilih, menggunakan.
b.      Memberi respon
Menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan.
Ikut serta dalam diskusi kelas.

Menjawab, menaati, menyetujui, membantu, menceritakan, melaksanakan, mempersembahkan, menuliskan, menunjukkan.
c.       Penilaian
Menunjukkan kepercayaan dalam proses demokrasi.
Mempertunjukkan keterkaitan dengan kesejahteraan yang lain.

Menggambarkan, menerangkan, mengikuti, mengajak, bergabung, memohon, melapor, bekerja.
d.      Pengorganisasian
Menerima pertanggungjawaban atas tingkah lakunya.
Merumuskan rencana hidup sesuai dengan kemampuan mental dan kepercayaan.

Mematuhi, mengatur, menggabungkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, mengembangkan.
e.       Karakterisasi
Menemukan kepercayaan diri dalam bekerja sendiri.
Menjaga kebiasaan sehat.

Mengorganisasi, menyintesiskan, mempergunakan, mendengarkan, melaksanakan, mempraktekan, memohon, menanyakan, merevisi, memecahkan masalah, menelaah kembali kebenaran sesuatu.

3)  Domain Psikomotor
a.      Peniruan
Menampilkan langkah tari dengan tepat, meniru gambar jadi.

Merakit, membersihkan, mengubah, membetulkan, mengencangkan, mengikuti memegang, memanipulasi, menempatkan, memukul.
b.      Manipulasi
Memperbaiki motor listrik,
Menjadikan mesin gergaji listrik.

Merakit, membangun, melapisi, mengebor, menguatkan, menggurinda, memalu, memperbaiki, mengampelas, menggergaji.
c.       Ketetapan
Mengendarai  mobil dengan terampil, menjalankan mesin gergaji listrik

Sama dengan manipulasi, tetapi dengan control lebih dan kesalaham lebih sedikit.
d.      Artikulasi
Menulis dengan rapid an jelas,
Mengetik cepat dan tepat.

Memeriksa skala, mengalami, mengidentifikasi, menempatkan, memanipulasi, menjahit, menajamkan, membungkus, menulis.
e.       Pengalamiahan
Memainkan biola dengan mahir, menampilkan gaya yang benar dalam berenang

Merakit, mendemostrasikan, menampilkan, menjalankan, membangun, mengarang.

2.        Penilaian Keterampilan Proses
            Pendekatan ketampilan proses merupakan pendekatan belajar-mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial, yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.




BAB V
Penyusunan Program Pengajaran
Sesuai dengan kurikulum Pendidikan Dasar 9 Tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program pengajaran, perlu diperhatikan komponen-komponen berikut ini:
1)            Pengusaan materi pelajaran
2)            Analisis materi pelajarn
3)            Program tahunan dan program caturwulan
4)            Program satuan pelajaran/persiapan mengajar
5)            Rencana pengajaran
1)      Analisis Materi Pembelajaran
a.       Pengertian
Analisis Materi Pelajaran (AMP) adalah hasil dari kegiatan yang berlangsung sejak seseorang guru mulai meneliti isi GBPP kemudian mengkaji materi dan menjabarkan serta mempertimbangkan penyajiannya.
b.      Fungsi
Analisis materi pelajaran berfungsi sebagai acuan untuk menyusun program pengajaran yaitu program tahunan, program caturwulan, program satuan pelajaran/persiapan mengajar, dan rencana pelajaran.
c.       Format AMP
Format ini hanyalah merupakan contoh alternalif, yang bisa dikembangkan sendiri oleh guru sesuai dengan ciri-ciri komponen bahan kajian dalam GBPP atau karakteristik mata pelajaran.

2)      Program Tahunan atau Program CaturWulan
a.       Pengertian
Program tahunan dan program caturwulan merupakan bagian dari program pengajaran. Program tahunan memuat alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan dalam satu tahun pelajaran.
b.      Fungsi.
Program tahunan berfungsi sebagai acuan untuk membuat program catur wulan.
3)      Persiapan Mengajar.
a.       Pengertian
Persiapan mengajar merupan salah satu bagian dari program pengajaran yang memuat satuan bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan.
b.      Fungsi
Persiapan mengajar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pelajar, sehingga dapat berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan efesien dan efektif.
c.       Persiapan Mengajar yang Baik, Harus Memenuhi Kriteria
1.      Materi dan tujuan mengacu pada GBPP.
2.      Proses belajar mengajar menunjang pembelajaran aktif dan mengacu pada analisis materi pelajaran (AMP).
3.      Terdapat keselarasan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
4.      Dapat dilaksanakan.
5.      Mudah dimengerti / dipahami.
4)      Rencana Pengajar
a.       Pengertian
Rencana pengajaran merupakan persiapan guru mengajar untuk taip pertemuan.
b.      Fungsi
Rencana pengajaran berfungsi sebagai acuan untuk malaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar lebiah efesien dan efektif.
c.       Komponen Utama Rencana Pengajaran
1.      Tujuan pembelajaran khusus.
2.      Materi pelajaran.
3.      Kegiatan pembelajaran.
4.      Alat penilaian proses.

5)      Analisis Hasil Ulangan Harian
a.       Pengertian
Ulangan harian adalah tes yang dilakuakn pada akhir satuan bahasan/pokok bahasan/satuan pelajaran.
b.      Fungsi
Untik mendapaykan umpan balik tentang tingkay daya serap siswa terhadap materi pelajaran untuk satu satuan bahasan baik secara perseoranagn maupun klasikal/kelompok.
c.       Tujuan
1.      Menentukan telah tercapai/tidaknya ketuntasan belajar baik perseoranagan maupun klasikal.
2.      Menentukan program perbaikan dan pengayaan.
3.      Menentukan nilai kemajuan belajar siswa.






BAB VI
Beberapa Keterampilan Dasar Mengajar
Adapun keteramilan mengajar yang akan dibahas ialah:
1.      Keterampilan bertanya.
2.      Keterampilan memberi penguatan.
3.      Keterampilan mengadakan variasi.
4.      Keterampilan menjelaskan.
5.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7.      Keterampilan mengelola kelas.
8.      Keterampilan mengajar perseorangan.
Semua keterampilan mengajar tersebut di atas diuraikan sebagai berikut.
1.      Keterampilan bertanya
a.       Dasar-Dasar Pertanyaan yang Baik
1.         Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2.         Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3.         Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4.         Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
b.      Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
1.      Kehangatan dan Keantusiasan
2.      Kebiasaan yang perlu dihindari
c.          Komponen-komponen Kerampilan bertanya Dasar
1.      Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
2.      Pemberian acuan
3.      Pemindahan Giliran
d.         Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan.
1.      Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
2.      Pengaturan urutan pertanyaan
3.      Penggunaan pertanyaan pelacak
e.          Latihan Penerapan Keterampilan Dasar Bertanya Dasar.
1.      Dalam pengajaran mikro.
2.      Dalam praktik pengalaman lapangan
3.      Penerapan keterampilan bertanya lanjut dalam praktik pengalaman lapangan.

2.      Kerampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
a.          Tujuan penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap prose belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
·            Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
·            Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
·            Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
b.         Jenis-jenis Penguatan
1)         Penguatan Verbal
2)         Penguatan Nonverbal
c.          Prinsip Penggunaan Penguatan.
1.      Kehangatan dan Keantusiasan.
2.      Kebermaknaan
3.      Menghindari penggunaan respons yang negative
d.         Cara mengguanakan Penguatan.
1.      Penguatan kepada pribadi tertentu.
2.      Penguatan kepada kelompok.
3.      Pemberian penguatan dengan segera.
4.      Variasi dalam penggunaan.

3.      Keterampilan Mengadakan Variasi
a.       Pengertian
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senatiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh parisipasi.
b.      Tujuan dan Manfaat
·         Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek belajar-mengajar yang relevan.
·         Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
c.       Prinsip Penggunaan
v  Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
v  Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak  mengangu pelajaran.
v  Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
d.      Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
1.      Variasi dalam cara mengajar guru.
a)      Penggunaan variasi suara.
b)      Pemusatan perhatian siswa.
c)      Kesenyapan atau kebisuan guru.
2.      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain:
a)      Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat.
b)      Variasi alat atau bahan yang dapat didemgar.
c)      Variasi alat atau bahan yang dapat diraba.
d)     Variasi alat dan bahan yang  dapat didengar.

3.      Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang di dominasi oelh guru sampai kegiatan yang dilakukan anak.
4.      Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan ysng satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab akibat, pengertian dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
a.       Tujuan Memberikan Penjelasan.
1        Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hokum, dalil, fakta, defenisi, dan prinsip, secara objektif dan bernalar.
2        Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3        Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4        Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti pemecahan masalah.
b.      Alasan Perlunya Ketampilan Menjelaskan Dikuasai Oleh Guru.
1        Menjelaskan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa.
2        Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi muridnya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri.
3        Tidak semua murid dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya.
5.      Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.
a)            Tujuan Pokok Siasat Membuka Pelajaran.
b)            Siasat Menutup Mata Pelajaran.
Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan adalah sebagai berikut:
1        Merangkum atau membuat garis-gari besar persoalan yang baru dibahas atau dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja diperbincangkan atau dipelajari.
2        Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal pokok dalam pelajaran yang bersangkutan agar informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya.
3        Menorganisasikan semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari.
4        Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta agar dipelajari kembali dirumah.
c)      Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.
1        Membuka pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
·            Menarik perhatian siswa
·            Menimbulkan motivasi dengan cara
·            Memberi acuan melalui berbagai usaha
·            Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2        Menutup pelajaran
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah:
a.          Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
b.         Mengevaluasi.
6.      Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses belajar-mengajar. Komponen Keterampilan Membimbing diskusi
1.      Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
2.      Memperluas masalah atau urutan pendapat.
3.      Menganisis pandangan siswa.
4.      Meningkatkan urunan siswa
5.      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
6.      Menutup diskusi
7.      Hal-hal yang harus diperhatikan.

7.   Keterampilan mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajaryang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
a.       Prinsip penggunaan
.
b.      Komponen Keterampilan.
1.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian yang optimal
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
c.       Hal-hal yang harus dihindari
1.      Campur tangan yang berlebihan
2.      Kelenyapan
3.      Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and start)
4.      Penyimpangn
5.      Bertele-tele

8.   Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan.
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Ini tidak berarti bahwa guru hanya mengahadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar.
Hakikat pengajaran:
·            Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.
·            Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
·            Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan
·            Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar.

Peran guru dalam pengajaran ini ialah:
·            Organisator kegiatan belajar-mengajar.
·            Sumber informasi (narasumber) bagi siswa.
·            Motivator bagi siswa untuk belajar.
·            Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
·            Pembimbing kegiatan belajar siswa
·            Peserta kegiatan belajar.